Synopsis: This film tells about election situation in West Jakarta when a housewife decided to involve in that election.
Suratmi, or he is called Ratna, is a housewife, graduate student, and management consultants in a private company. In the 2014 election, he was also a legislative candidate for the PAN (Partai Amanat Nasional).
The film's story begins in a house in West Jakarta where records familiarity Ratna and his mother. Her mother is very ill. After that, the film describes the activity of the candidate to gain sympathy of the public by visiting resident homes in the slum areas.
In the midst of his struggle to gained the vote, the candidate's mother died. Ratna was hysterical. At the same time, her volunteers have defected. They move to the other candidate.
But the struggle must continues. She determined to resolve all of this political activity until "H "day. How is the end of her efforts?
This film doesn't just show politic atmosphere in development country. In this film, we will find profile of Indonesian women, feminism action, a gap vision about democracy, and crisis of humanism.
Film Mendadak Caleg bertutur tentang perjalanan seorang calon anggota DPRD DKI Jakarta bernama Suratmi Sukanta, SE dalam upayanya mencapai kursi parlemen. Sejatinya Ratna, demikian ia biasa dipanggil, adalah ibu rumah tangga, mahasiswa Magister Manajemen di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, dan konsultan di perusahaan di perusahaan konsultan teknik.
Film dibuka dengan adegan kesibukan warga Krendang Tengah, Kecamatan Tambora, Jakbar, yang tengah memancang atribut partai. Di sebuah rumah, Ratna bercengkerama dengan ibunya yang tengah sakit. Lantas, adegan berlanjut pada kegiatan blusukan sang Caleg ke sejumlah lokasi kumuh di kawasan Tambora.
Kesemarakan peristiwa politik terlihat dari kampung-kampung di pinggiran Jakarta ini. Sang Caleg juga tidak canggung untuk berbicara, bercengkerama, dan menawarkan konsep politiknya kepada warga yang didatanginya.
Di tengah perjuangan yang melelahkan itu, Ratna kehilangan ibunda tercinta. Untuk sesaat ia goyah, bahkan sempat histeris, saat mendapati jasad kaku sang ibunda. Tidak berhenti sampai di situ, ia juga mendapati relawan yang berkhianat, broker politik yang menggembosi kantong-kantong suara, dan juga kekuatan fisik yang rapuh.
Tapi aksi politik itu terus berlanjut. Ratna terus bergerak dan menyampaikan gagasan-gagasan politiknya ke pelbagai lokasi, hingga Hari H tiba. Bagaimana hasil perjuangan sang Caleg?
Premis yang diusung film ini adalah perjuangan seorang caleg di antara karut-marut Pemilu 2014. Dua konsep kunci film ini adalah perjuangan sang caleg dan karut-marut pemilu. Di antara konsep kunci tersebut, film ini juga akan menampilkan sisi-sisi humanisme, seperti kekerabatan antara caleg dan keluarga, caleg dan relawan, hubungan di antara relawan, serta sisi-sisi drama yang melibatkan caleg dan seluruh peristiwa, seraya memperlihatkan keperkasaan sosok perempuan Indonesia—diam-diam muatan feminisme juga muncul di sejumlah adegan.
Executive Producers: syaiful HALIM & Ratna S. Halim
Produced by: syaiful HALIM
Directed by: Dodi FA
Videographer: Anjar Dewantara
Editor: Johannes Sinaga
Script Writer: Terrizqo A. Sutansyah
Theme Song: Harry Roesly
Researcher: Terrizqo A. Sutansyah
Cast: Suratmi S.
Award:
Festival Film Indonesia 2015 (winner)
Industry Boost Competition 2016 (finalist)
SABC Erkuhuleni International Film Festival 2016
6th Annual iPhone Film festival 2016
2nd Asia International Youth Short-Film Exibition 2016
Fan Boy Film Festival 2016
The Thallasemia International Film Festival 2016
Festival Internacional de Cine con Medios Alternativos 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar