Synopsis:
The tsunami of late 2004 killed roughly 170.000 residents in Aceh only, and turned thousands of children into orphans. This film tells a few stories from the disaster; about the life of a victim, about activities in Islamic traditional education center, and about a few local artists offering “ubat-ate” (comforting songs and prayers) to the children. In this touching documentary, an Acehnese child shares his vision of his homeland.
Film Atjeh Lon Sayang merupakan film yang didekasikan untuk korban bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada 2004 lalu. Film ini menuturkan kisah Munawar, yang menjadi yatim piatu akibat bencana tsunami. Lantas ia ditampung di sebuah pondok pesantren (dayeuh) asuhan Tengku Abdul Razak di Aceh Besar, NAD.
Bila Munawar mencoba mengilas balik peristiwa untuk menghantarkan footage terjadinya bencana, maka Tengku Abdul Razak memperlihatkan upaya pemulihan mental para korban bencana di pondok pesantrennya. Selain Munawar, puluhan yatim-piatu korban tsunami juga mendapatkan ubat-atee di pondok pesantren ini.
Di lokasi berbeda, seniman muda bernama Tengku Reza Indria menuturkan kegelisahannya tentang beragam konflik yang menimpa tempat kelahirannya. Di satu sisi ia merasa prihatin, tapi di sisi lain ia kecewa atas mentalitas warga Aceh. Di antara tuturannya, film ini juga memperlihatkan aksi Tengku Reza Indria bersama Kelompok Bangkit Aceh yang mencoba memotivasi warga Aceh di lokasi-lokasi pengungsian.
Premis yang diusung film ini adalah kepedulian di balik bencana tsunami. Dua konsep kunci film ini adalah kepedulian dan bencana tsunami. Ini sekaligus memberikan gambaran persoalan identitas.
The tsunami of late 2004 killed roughly 170.000 residents in Aceh only, and turned thousands of children into orphans. This film tells a few stories from the disaster; about the life of a victim, about activities in Islamic traditional education center, and about a few local artists offering “ubat-ate” (comforting songs and prayers) to the children. In this touching documentary, an Acehnese child shares his vision of his homeland.
Film Atjeh Lon Sayang merupakan film yang didekasikan untuk korban bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada 2004 lalu. Film ini menuturkan kisah Munawar, yang menjadi yatim piatu akibat bencana tsunami. Lantas ia ditampung di sebuah pondok pesantren (dayeuh) asuhan Tengku Abdul Razak di Aceh Besar, NAD.
Bila Munawar mencoba mengilas balik peristiwa untuk menghantarkan footage terjadinya bencana, maka Tengku Abdul Razak memperlihatkan upaya pemulihan mental para korban bencana di pondok pesantrennya. Selain Munawar, puluhan yatim-piatu korban tsunami juga mendapatkan ubat-atee di pondok pesantren ini.
Di lokasi berbeda, seniman muda bernama Tengku Reza Indria menuturkan kegelisahannya tentang beragam konflik yang menimpa tempat kelahirannya. Di satu sisi ia merasa prihatin, tapi di sisi lain ia kecewa atas mentalitas warga Aceh. Di antara tuturannya, film ini juga memperlihatkan aksi Tengku Reza Indria bersama Kelompok Bangkit Aceh yang mencoba memotivasi warga Aceh di lokasi-lokasi pengungsian.
Premis yang diusung film ini adalah kepedulian di balik bencana tsunami. Dua konsep kunci film ini adalah kepedulian dan bencana tsunami. Ini sekaligus memberikan gambaran persoalan identitas.
Executive Producers: syaiful HALIM & Ratna S. Halim
Produced and directed by: syaiful HALIM
Videographer: syaiful HALIM
Editor: Ferrizqo B. Sutansyah
Script Writer: syaiful HALIM
Researcher: Ratna S. Halim
Cast: Tengku Reza Indria, Munawar, Tengku Razak
Award:
Industry Boost Competition 2016 (finalist)
SABC Erkuhuleni International Film Festival 2016 (semi-finalist)
Beijing International Film Festival 2016
2nd Asia International Youth Short-Film Exibition 2016
Cineplay Film Awards 2016
Fan Boy Film Festival 2016
The Thallasemia International Film Festival 2016
Jakarta International Film Festival 2005
SABC Erkuhuleni International Film Festival 2016 (semi-finalist)
Beijing International Film Festival 2016
2nd Asia International Youth Short-Film Exibition 2016
Cineplay Film Awards 2016
Fan Boy Film Festival 2016
The Thallasemia International Film Festival 2016
Jakarta International Film Festival 2005
LINK:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar