"Pembelajaran hari ini, semua harus dari hati, karena karya kita mencerminkan siapa kita sebenarnya...," tulis Nuria Astagini, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Tangerang Sosial, dalam status Facebook-nya usai menyaksikan screening film The Candidate (Mendadak Caleg) di Le Papyrus Joglo, Jumat (08/04). Pernyataan yang sesungguhnya sederhana itu ternyata bermuatkan makna yang tidak sederhana bagi awak M-DOCS.
Di sela-sela kesibukannya menyiapkan produksi film dokumenter untuk UNICEF dan film dokumenter indie Mendadak Demokrasi, Direktur Eksekutif M-DOCS Adinda Assyfa Kamalia masih berkesempatan menjelaskan pelbagai persoalan komunitas dokumenter ini.
Acaranya screening-nya sukses, ya?
Alhamdulillah, rezeki anak soleh, hahaha. Kami menyiapkan acara ini sejak dua bulan lalu di sela persiapan produksi dokumenter karya Terrizqo (Mendadak Demokrasi, red) dan film dokumenter untuk UNICEF. Kami harus screening karena banyak teman yang meminta kami untuk mempertontonkan kembali film andalan kami, The Candidate. Ironis kan, film ini berkeliling ke festival-festival di luar negeri, justru kami tidak memutarkannya di negeri sendiri.
Sepertinya, kiprah M-DOCS sudah tidak terbendung lagi?
Nggak juga. Kami bergerak dan terus bergerak, tanpa berpikir godaan kiri-kanan. Kami berkarya karena memang ingin berkarya. Kami ingin berprestasi karena ingin berpretasi dan bukan karena hal lain. Dan bila ada pihak lain yang antusias menyambut karya kami, bahkan menjalin kerja sama, kenapa tidak kami jawab. Intinya, kami berkarya karena dorongan hati kami dan bukan hal-hal lain yang sifatnya untuk menyakiti atau menyinggung pihak lain.
Ada pihak yang terganggu atas kiprah M-DOCS?
Faktanya, ada. Bahkan, ini terjadi sebelum screening kemarin, bahkan hingga screening berlangsung. Tapi faktanya, screening kami sukses dan kami tidak mengganggu pihak lain. Ya, anjing menggonggong kafilah berlalu.
Demikian kuat motivasi yang dimiliki awak M-DOCS?
Iya, kami belajar dari pengalaman: sejak pendirian M-DOCS dua tahun yang lewat, pendirian dan pengelolaan Mercu TV beberapa waktu lalu, hingga film kami meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia 2015 lalu. Semuanya bisa kami atasi dan kami terus melangkah sambil menyaksikan pihak-pihak yang terusik atas kiprah kami yang justru tidak memiliki kompetensi yang jelas.
Luar biasa. Langkah di depan, selain memproduksi film dokumenter untuk UNICEF dan Mendadak Demokrasi?
Yang pertama, kami tengah membenahi SDM kami karena kami tengah dihadapkan sejumlah pekerjaan besar. Salah satunya, kami diminta membantu kegiatan sebuah stasiun televisi lokal di Tanjungpinang. Ini pekerjaan besar dan sudah memasuki tahap final untuk kerja sama. Artinya, kami juga mesti menyiapkan SDM yang kompeten untuk mendukung SDM mereka. Selain itu, kami juga mesti mempergiat kegiatan pendistribusian ke ke sejumlah festival. Sampai saat ini, kami telah mengirimkan empat film kami ke 60 festival dan ini mesti ditangani secara serius untuk korespondensinya.
Wah, wah, ini benar-benar dasyat?
Alhamdulillah, rezeki anak soleh, hahaha.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar