Synopsis:
Kota Atambua, di sebelah Timur Nusa Tenggara Timur, adalah kota perbatasan antara Republik Timor Leste dan Republik Indonesia.
Pada 1916-1942, kota ini menjadi pusat Pemerintahan Hindia Belanda. Sampai abad ke-19, kota ini juga dikenal sebagai lumbung budak (dalam bahasa setempat disebut “ata”), dengan Belanda dan Portugis sebagai aktornya. Bahkan pada abad ke-17, budak-budak itu juga sempat “diekspor” ke Batavia.
Pada 1999, kota ini juga menjadi sejarah migrasi besar-besar warga eks Timor Timur ke Nusa Tenggara Timur. Migrasi ini juga menandai akhir jajak pendapat di Timor Timur, dengan berbagai peristiwa pelanggaran HAM di dalamnya.
Kini, warga di kota ini menikmati kedamaian. Bahkan, warga dari kedua negara bisa saling mengunjungi satu sama lain dengan bebas, tanpa terhalang border line.
Film ini memperlihatkan Atambua masa sekarang dari atas seraya melihat sungai, lembah, dan bukit sebagai batas Negara. Pada akhirnya, kita akan mendapatkan tonggak tapal batas itu.
Premis yang diusung film ini adalah “kesederhanaan sebuah batas negara”. Ini menarik karena yang disebut garis batas negara itu justru berupa sungai, lembah, dan sejumlah tonggak. Padahal, realitas yang kerap terjadi, betapa soal batas negara ini bisa memicu konflik antar-negara.
Atambua, east side of Nusa Tenggara Timur, is a bordertown between the Democratic Republic of Timor Leste and the Republic Indonesia. This film shows Atambua from above with river, valleys, and hills as border line.
Kota Atambua, di sebelah Timur Nusa Tenggara Timur, adalah kota perbatasan antara Republik Timor Leste dan Republik Indonesia.
Pada 1916-1942, kota ini menjadi pusat Pemerintahan Hindia Belanda. Sampai abad ke-19, kota ini juga dikenal sebagai lumbung budak (dalam bahasa setempat disebut “ata”), dengan Belanda dan Portugis sebagai aktornya. Bahkan pada abad ke-17, budak-budak itu juga sempat “diekspor” ke Batavia.
Pada 1999, kota ini juga menjadi sejarah migrasi besar-besar warga eks Timor Timur ke Nusa Tenggara Timur. Migrasi ini juga menandai akhir jajak pendapat di Timor Timur, dengan berbagai peristiwa pelanggaran HAM di dalamnya.
Kini, warga di kota ini menikmati kedamaian. Bahkan, warga dari kedua negara bisa saling mengunjungi satu sama lain dengan bebas, tanpa terhalang border line.
Film ini memperlihatkan Atambua masa sekarang dari atas seraya melihat sungai, lembah, dan bukit sebagai batas Negara. Pada akhirnya, kita akan mendapatkan tonggak tapal batas itu.
Premis yang diusung film ini adalah “kesederhanaan sebuah batas negara”. Ini menarik karena yang disebut garis batas negara itu justru berupa sungai, lembah, dan sejumlah tonggak. Padahal, realitas yang kerap terjadi, betapa soal batas negara ini bisa memicu konflik antar-negara.
Atambua, east side of Nusa Tenggara Timur, is a bordertown between the Democratic Republic of Timor Leste and the Republic Indonesia. This film shows Atambua from above with river, valleys, and hills as border line.
Executive Producers: syaiful HALIM & Ratna S. Halim
Produced and Directed by: syaiful HALIM
Drone Pilot: Walgi Efrian
Videographer: syaiful HALIM
Script Writer: Terrizqo A. Sutansyah
Original Music by: A Himitsu, Vexento,
Epic Orchestral Music, Happy Instrumental Ukulele Music
Awards:
Industry Boost Competition 2016 (finalist)
Italy Drone Film Festival 2016
Age of Drone Expo 2016
Istambul International Architecture and Urban Film Festival 2016
2nd Asia International Youth Short-Film Exibition 2016
Cineplay Film Awards 2016
Fan Boy Film Festival 2016
Telkomsel 5-Minute Video Challenge 2016
Festival de Cortometrajes "Jose Francisco Rosado" PACAS
LINK:Awards:
Industry Boost Competition 2016 (finalist)
Italy Drone Film Festival 2016
Age of Drone Expo 2016
Istambul International Architecture and Urban Film Festival 2016
2nd Asia International Youth Short-Film Exibition 2016
Cineplay Film Awards 2016
Fan Boy Film Festival 2016
Telkomsel 5-Minute Video Challenge 2016
Festival de Cortometrajes "Jose Francisco Rosado" PACAS
YouTube
IMDb
Fan Boy Film Festival 2016
Cineplay Film Awards 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar